Plaza Cihampelas Walk

 oleh Siti Arfah Annisa

Cihampelas Walk merupakan sebuah pusat perbelanjaan di Bandung yang didesain mengikuti konsep pusat-pusat perbelanjaan di Eropa dan Amerika yang sedang diminati yaitu konsep open mall. Awalnya CiWalk dibangun dengan tiga massa bangunan utama yang membentuk koridor dan plaza di antaranya. Namun, saat ini sudah banyak bangunan baru dengan gaya futuristik yang ditambahkan di sekitarnya.

Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang plaza utama CiWalk. Plaza ini menjadi pusat aktivitas karena letaknya di antara bangunan-bangunan pusat perbelanjaan. Plaza utama ini merupakan plaza terluas dibandingkan plaza lainnya di CiWalk.

Spatio Temporal

            Sebuah plaza yang baik adalah yang dapat menampung dan mewadahi segala aktivitas di dalamnya. Dengan aktivitas yang terjadi di dalamnya, maka sebuah space dapat dikatakan sudah menjadi place (tempat yang memiliki ruh/spirit kehidupan). Di CiWalk, plaza utamanya bisa dikategorikan pula sebagai spatio temporal, yaitu ruang yang bisa digunakan untuk berbagai fungsi yang berganti-ganti. Pada momen tertentu, plaza digunakan untuk kegiatan konser musik, bazar, dan pagelaran. Jika ada perayaan tertentu, plaza pun difungsikan dan didesain dengan tema perayaan tersebut, misalnya Lebaran, Tahun Baru, dan Natal.

            Saat saya mengunjungi CiWalk untuk memotret kondisi plaza, tidak ada kegiatan atau event tertentu yang sedang berlangsung. Dalam kondisi seperti itu, plaza lebih banyak difungsikan sebagai jalur lalu lalang yang hanya dilalui pengunjung untuk masuk ke dalam bangunan pusat perbelanjaannya. Tidak banyak aktivitas berdiam diri untuk sekedar duduk atau beristirahat sejenak di plaza jika tidak ada event yang dilaksanakan. Pengunjung lebih banyak berdiri di sekitar plaza. Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitas tempat duduk bagi pengunjung yang dapat mewadahi kegiatan di plaza.

            Sepanjang pengamatan saya terhadap plaza utama di CiWalk ini, mayoritas para pengunjung memanfaatkan fungsi tangga di depan bangunan sebagai tempat duduk. Namun, lantai plaza biasanya lenggang. Ada sebuah dilema yang terjadi. Di satu sisi, karena di plaza ini tidak disediakan tempat duduk, maka pengunjung memanfaatkan tangga sebagai tempat duduk. Tetapi, pada suatu waktu dipasang tanda yang bertuliskan, “Terima Kasih Anda Tidak Duduk di Area Ini” di tangga sehingga tidak ada tempat untuk duduk sama sekali bagi para pengunjung. Jadi, sebaiknya di plaza ini disediakan tempat duduk yang cukup bagi para pengunjung.

Aktivitas Manusia dan Hewan

            Banyak sekali aktivitas yang dapat dilakukan di plaza ini. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, di plaza ini sering diadakan konser, bazar, pameran, festival, dan lain sebagainya. Pada momen-momen tersebut, biasanya plaza dirancang sesuai dengan konsep acaranya masing-masing. Sedangkan jika tidak ada acara khusus yang berlangsung, plaza ini biasanya berfungsi sebagai jalur sirkulasi, tempat menunggu orang, dan tempat duduk serta berdiskusi.

            Selain aktivitas manusia, ada hewan-hewan yang beraktivitas di plaza ini yaitu burung gereja. Jika plaza sedang sepi, ada beberapa burung gereja yang bermain-main di plaza sambil mencari-cari makanannya di sela-sela paving block yang dipasang di plaza ini.

            Secara skala ruang, plaza ini cukup nyaman untuk dipakai beraktivitas, karena tidak terlalu luas maupun sempit. Namun, kekurangannya adalah sedikitnya jumlah vegetasi peneduh di plaza ini. Hal ini akan dibahas selanjutnya pada bagian Pohon dan Vegetasi.

Desain Unik, Inovatif, dan Mengejutkan

            Pada dasarnya, manusia menyukai ruang-ruang yang inovatif dan mengejutkan karena sesuatu yang biasa dan berulang itu biasanya monoton dan membosankan. Hal itulah yang diterapkan pada konsep plaza CiWalk ini.

            Pertama kali masuk ke kawasan CiWalk, pengunjung akan melalui sebuah koridor dengan bangunan di kanan dan kirinya. Sebelum masuk ke bangunan utama, pengunjung akan disambut oleh plaza yang luas. Konsep terminated fiesta inilah yang akan menciptakan rasa surprised (mengejutkan) bagi para pengunjung serta tidak menimbulkan kebosanan hanya dengan koridor saja.

            Ada beberapa elemen lansekap yang didesain secara unik. Yang pertama adalah tangga setengah lingkaran yang ditempatkan di bagian depan bangunan utama. Fungsi tangga pada umumnya adalah sebagai sirkulasi vertikal. Hanya saja, tangga di depan bangunan utama ini sepertinya dirancang untuk mewadahi fungsi lainnya. Terkadang tangga ini bisa difungsikan sebagai tempat duduk (amphiteather) , terkadang sebagai tempat peletakan sculpture tertentu, dan kadang sebagai panggung (stage) pertunjukan.

            Di plaza ini dibuat pula kolam air mancur. Meskipun ukuran kolamnya cukup kecil jika dibandingkan dengan luas plaza keseluruhannya, namun posisi kolam ini di letakkan di posisi strategis di dekat akses masuk menuju bangunan dan sebuah restoran. Jadi, kolam ini berfungsi menyambut para pengunjung yang baru datang dengan gemericik airnya dan menjadi pemandangan yang bagus bagi para pengunjung restoran.

            Banyak elemen lansekap yang didesain di plaza CiWalk. Elemen yang lain adalah saluran drainase. Di beberapa tempat, pengunjung dapat menemukan tempat saluran air yang didesain dengan unik. Tidak ada satupun yang didesain sembarangan dan tanpa tujuan. Elemen-elemen lansekap lain yang didesain dan bisa ditemukan di sana antara lain lampu, tempat sampah, papan nama, dan lain sebagainya.

            Baru-baru ini dibangun sebuah jembatan antara bangunan perbelanjaan utama dan bangunan pertokoan dan restoran. Jembatan ini dapat menjadi sebuah elemen yang unik jika dilihat dari tengah plaza. Dengan bentuknya tersebut, jembatan itu seakan-akan menjadi sebuah gerbang atau pintu masuk menuju sebuah koridor.

Plaza di Dua Waktu

            Plaza CiWalk didesain dengan elemen-elemen lansekap yang cukup baik di siang hari. Pada malam hari, ada beberapa kekurangan yaitu kurangnya pencahayaan di sekitar plaza sehingga tidak dapat mewadahi aktivitas manusia pada malam hari di plaza. Pencahayaan yang dipakai pada malam hari hanya mengandalkan pada cahaya lampu dari bangunan atau restoran di sekitarnya. Adapun lampu yang dipasang di plaza hanya mampu menerangi aktivitas sirkulasi manusia dari atau menuju bangunan saja.

            Karena kondisi pencahayaan yang kurang ini pulalah muncul kesan menyeramkan untuk beraktivitas di plaza. Sehingga pada malam hari, plaza hanya berfungsi sebagai jalur sirkulasi pengunjung saja.

            Saat pengunjung datang, keindahan visual yang ditampilkan selain dari sekuen ruang yang dibentuk, juga dari estetika fasade bangunan utama CiWalk dengan permainan bentuk dan warna bangunannya. Pada malam hari, keindahan visual pada bangunan ini tampak lebih megah karena bangunan utama menjadi lebih bersinar di antara plaza dengan pencahayaan yang cukup minimal.

Tekstur

            Elemen lansekap yang digunakan di plaza CiWalk ini memakai elemen baik hardscape maupun softscape. Pemakaian kedua jenis elemen tersebut membuat kekayaan tekstur yang indah dinikmati.

            Hardscape pada lantai plaza menggunakan material paving block berwarna natural dan merah. Paving block dirancang membentuk pola melengkung dan melingkar sehingga plaza berkesan dinamis. Jika dilihat pada beberapa titik tertentu akan terdapat pola yang seperti spiral. Penyusunan antara paving block yang berwarna natural dan berwarna merah disusun berselang-seling. Pada bagian drainase menggunakan material beton yang didesain dengan bentuk yang unik.

            Elemen lain pada plaza adalah tangga. Tangga setengah lingkaran yang menjadi transisi antara plaza dan bangunan ini menggunakan material batu sikat. Selain membuat tidak licin, batu sikat ini juga memberikan kesan natural dan lebih menyatu dengan alam sekitar sesuai dengan konsep open mall yang diterapkan di Cihampelas Walk ini. Tangga ini menghubungkan plaza dengan lantai plaza dengan material paving block dan teras bangunan yang menggunakan material lantai keramik.

            Pembatas antara elemen hardscape dan softscape digunakan batu berbentuk tabung/ batu pecah (seperti cobblestone) yang disusun berbaris-baris di sekeliling plaza. Penggunaan berbagai  material baik hardscape maupun softscape ini sungguh memperkaya ruang luar yang terbentuk di plasa ini.

            Jika dirangkum, material-material hardscape yang digunakan pada perancangan plaza CiWalk adalah batu pecah, beton, paving block, batu sikat, dan lantai keramik.

Pohon dan Vegetasi

            Seperti yang telah saya sebutkan di atas, salah satu kekurangan plaza di CiWalk ini bahkan CiWalk secara keseluruhan adalah sedikitnya pohon-pohon peneduh dan ditanam. Di plaza utamanya, pohon-pohon hanya ditanam di sekeliling plaza saja dan itupun bukan pohon jenis peneduh.

            Kondisi iklim di Indonesia ditambah dengan munculnya krisis pemanasan global menyebabkan suhu dan hawa udara pada siang hari menjadi sangat panas. Plaza yang luas dan panas tanpa adanya peneduh dapat mempengaruhi kegiatan yang biasanya terjadi di sana. Pada keadaan biasanya, plaza CiWalk agak sepi dengan aktivitas jika tidak ada event yang sedang dilaksanakan di sana. Apalagi jika ditambah dengan tidak adanya peneduh yang memadai untuk melindungi aktivitas-aktivitas yang terjadi di plasa dari panasnya sinar matahari.

            Mengenai pohon dan vegetasi, selain kekurangan yang disebutkan di atas, secara umum plasa ini cukup baik karena menanam berbagai jenis vegetasi di sekeliling plasa mencakup pohon, semak-semak, dan rerumputan. Ada pula beberapa tanaman yang ditanam khusus di dalam pot atau di tempat tertentu yang di desain menjadi tempat tumbuhnya tanaman. Serta ada pula rumput-rumput kecil yang tumbuh di sela paving block.

            Orang-orang Jerman memakai konsep ‘inviting plants to the building’ yaitu dengan merambatkan tanaman di bangunan atau membiarkannya tumbuh di badan bangunan. Hal ini tidak diterapkan pada perancangan CiWalk. Plasa di Ciwalk memisahkan antara elemen hardscape dan elemen softscape. Hal ini terlihat dari peletakan area-area hijau yang tidak menyatu dengan elemen hardscape dan bangunan. Penyebabnya mungkin karena keinginan untuk memunculkan kesan modern pada bangunan sehingga untuk menciptakan area hijau tidak digabungkan dengannya.

            Kegersangan pada plasa dapat menjadi penyebab utama sepinya aktivitas yang terjadi di plasa. Oleh karena itu, sebaiknya ditanam pohon-pohon jenis peneduh untuk menciptakan kenyamanan termal di plasa. Solusi yang lain adalah membuat tempat-tempat duduk berpeneduh yang ditempatkan di plasa jika sedang tidak ada acara khusus yang berlangsung di sini.

Say It with Flowers in Plaza

            Bandung seharusnya banyak menerapkan penggunaan bunga untuk desain-desain pada bangunan atau ruang luarnya. Selain karena Bandung terkenal sebagain kota bunga, penggunaan bunga juga dapat memperkaya warna dan memberikan spirit of place pada suatu bangunan.

            Hal yang kurang ditemukan pada desain plaza Cihampelas Walk adalah penggunaan bunga sebagai elemen lansekapnya. Meskipun vegetasi di plaza ini sudah cukup banyak, namun tanpa bunga menjadi kurang berwarna.

            Solusi yang dapat saya tawarkan adalah menanam bunga-bunga di sekitar jalur sirkulasi. Selain itu, pemakaian bunga juga bisa dengan konsep inviting plants to the building. Bangunan utama CiWalk yang didesain dengan gaya modern futuristik menerapkan penggunaan beragam warna pada cat bangunannya. Dengan konsep inviting plants to the building, warna-warna cat bangunan dapat digantikan dengan warna-warna alami bunga. Hal itu dapat dilakukan dengan merambatkan bunga di fasade bangunan atau membiarkannya tumbuh pada badan bangunan. Kehadiran bunga makin membuat sebuah ruang menjadi bermakna.

 

*foto-foto akan dipublis menyusul

~ by Siti Arfah Annisa on October 28, 2010.

Leave a comment