3 Prinsip Utama Sirkulasi Kota

Masalah sirkulasi kota merupakan persoalan yang membutuhkan pemikiran mendasar, antara prasarana jalan yang tersedia, bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan umum yang berpengaruh terhadap padatnya kegiatan, dan masalah jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat, di sampin itu juga perilaku masyarakat kota yang memanfaatkan jalan tersebut.

Diperlukan suatu manajemen transportasi yang menyeluruh terkait aspek-aspek tersebut. Di Amerika dan negara-negara maju lainnya mencanangkan efisiensi pemakaian bahan bakar yang harganya semakin melambung, di samping menghimbau pemakaian transportasi umu dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Hal ini terkait dengan masalah kebutuhan parkir yang semakin sulit terutama di kawasan pusat kota seperti halnya di Indonesia.

Tiga prinsip utama dalam menangani sirkulasi, yaitu:

Pertama, jalan seharusnya didesain menjadi ruang terbuka yang memiliki pemandangan yang baik antara lain, a) bersih dengan elemen lansekap yang menarik; b) persyaratan ketinggian dan garis sempadan bangunan yang berdekatan dengan jalan; c) pengaturan parkir di pinggir jalan dan tanaman yang berfungsi sebagai penyekat jalan; d) meningkatkan lingkungan alami yang terlihat dari jalan.

Kedua, jalan harus dapat memberi petunjuk orientasi bagi para pengendara dan dapat menciptakan lingkungan yang dapat dibaca. Lebih khusus lagi yaitu, a) menciptakan bentuk lansekap untuk meningkatkan kualitas lingkungan kawasan sepanjang jalan tersebut; b) mendirikan perabot jalan yang berfungsi pada siang dan malam hari dengan hiasan lampu yang mendukung suasana jalan; c) perencanaan umum jalan dengan pemandangan kota (vistas) dan beberapa visual menarik yang dapat berperan sebagai tetenger (landmark); d) Pembedaan susunan dan jalan-jalan penting dengan memberikan perabot jalan (streetscaping), trotoir, maju mundurnya batas bangunan (setback), penggunaan lahan yang cocok, dan sebagainya.

Ketiga, sektor publik dan swasta merupakan partner untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa kecendrungan dalam perencanaan transportasi meliputi, a) meningkatkan mobilitas di kawasan pusat industri (central business district); b) mengurangi penggunaan kendaraan pribadi; c) mendorong penggunaan transportasi umum; d) meningkatkan kemudahan pencapaian ke kawasan pusat bisnis.

Brambilla and Cianni, 1977

~ by Siti Arfah Annisa on October 28, 2010.

Leave a comment